Ketika Tiga Duta Besar Indonesia Ikut Bahas Perdamaian Timur Tengah Di Moskow


redpassion_large

Tiga Dubes Indonesia dan sekitar 300 orang perwakilan manca negara dan organisasi internasional bertemu di hotel Lotte, Moskow membahas masalah perdamaian di Timur Tengah (1-2/7). Kegiatan yang digelar PBB bertajuk “United Nations International Meeting in Support of Israeli Palestinian Peace. Two States Solution: A Key Prerequisite for Achieving Peace and Stability in Middle East” ini dihadiri 3 Duta Besar Indonesia, yakni Dubes Makarim Wibisono dalam kapasitas sebagai Rapporteurs PBB Masalah HAM Palestina, Dubes RI di Moskow Djauhari Oratmangun selaku ketua delegasi Indonesia  dan Dubes Desra Percaya, Wakil Tetap RI di PBB New York selaku Wakil Ketua Komite Pelaksanaan Hak-Hak Rakyat Palestina di PBB.

Pada sambutan pembukaan yang dibacakan Nickolay Mladenov (Koordinator Khusus PBB Untuk Perdamaian di Timur Tengah), Sekjen PBB Ban Ki-moon antara lain menyerukan agar masyarakat internasional tetap fokus mendukung penyelesaian konflik Israel-Palestina dan solusi dua negara merupakan pilihan terbaik dalam mewujudkan perdamaian di Timur Tengah. Selain itu dibacakan pula sambutan Menlu Rusia Sergey Lavrov oleh Alexander Pankin, Direktur Organisasi Internasional Kemlu Rusia; sambutan Fodé Seck, Ketua Komite Pelaksanaan Hak-Hak Rakyat Palestina; Riad Malki, Menlu Palestina; dan Nabil Elaraby, Sekjen Liga Arab.

Dubes Djauhari Oratmangun dalam sesi siang membacakan sikap resmi pemerintah Indonesia dalam konflik Israel-Palestina yang antara lain meminta DK-PBB turut aktif berperan dan memikul tanggungjawab dalam upaya perdamaian internasional.  Indonesia juga menyerukan perundingan kedua pihak yang bertikai, termasuk penyelenggaraan konperensi internasional di Paris serta penghentian standar ganda dan sebaliknya memperkuat dukungan terhadap negara Palestina di kawasan Timur Tengah.

Indonesia juga melihat pembukaan hubungan diplomatik antara Palestina dan Vatikan membuka peluang diperolehnya dukungan lebih 1 milyar umat Katolik terhadap Palestina. Indonesia juga menyambut baik laporan Komisi Penyelidik yang menyingkap konflik di Gaza tahun 2014 dan menganjurkan Palestina menggunakan laporan tersebut untuk menuntut tanggungjawab Israel di hadapan mahkamah internasional.

Selain Indonesia, perwakilan dari Mesir, Venezuela, Afrika Selatan, Yordania, Maroko, RRT dan Pakistan juga menyampaikan posisi resmi negara mereka.

Pada hari kedua pertemuan (2/7) Dubes Desra Percaya mengepalai sidang pleno ke-3 yang membahas inisiatif dan peran anggota tetap DK-PBB bagi terciptanya perdamaian, mekanisme PBB dalam penegakan HAM dan hukum internasional, serta upaya peningkatan dialog dan peace-building. Pembicara dalam sesi ini  adalah Nickolay Mladenov (Koordinator PBB urusan Proses Perdamaian di Timur Tengah), Bassam Salhi (Anggota Parlemen Palestina), Dubes Makarim Wibisono (Rapporteurs PBB masalah HAM Palestina) dan Omar Abdul-Monem Rifai (UNRWA Pengungsi Palestina).

Dubes Makarim Wibisono dalam presentasinya antara lain menyampaikan pentingnya penegakan dan penghormatan HAM, hukum internasional dan hukum humaniter internasional bagi pengakhiran konflik Israel-Palestina dan tercapainya perdamaian di Timur Tengah secara menyeluruh. Selain itu Dubes Makarim juga menyinggung pentingnya menciptakan conducive environment oleh seluruh pemangku kepentingan demi terciptanya perdamaian yang langgeng.

Pertemuan internasional di Moskow ini diadakan atas usul Palestina akibat buntunya pembicaraan langsung Palestina – Israel dan dimaksudkan untuk memobilisasi dukungan internasional bagi penyelesaian yang adil dan menyeluruh atas masalah Palestina yang hampir 50 tahun diduduki Israel. Melalui pertemuan ini diharapkan berbagai syarat yang diperlukan bagi keberhasilan proses politik guna mencapai solusi dua negara dapat dibahas oleh masyarakat internasional, termasuk dalam kerangka Inisiatif Perdamaian Arab, Kwartet (PBB, Rusia, Amerika Serikat dan Uni Eropa), Liga Negara Arab, OKI, dan organisasi multilateral lainnya. Sumber : kemenlu.go.id

Turut Berduka Atas Hilangnya Kontak Pesawat Air Asia QZ8501


kami selaku Admin Dunia Digital Ala WordPress club mengucapkan turut berduka atas hilangnya kontak pesawat Air Asia Boing QZ8501 rute Surabaya ke Singapura.

Diketahui pesawat hilang kontak setelah berangkat dari Bandara surabaya ke Singapura pada waktu kurang lebih jam 6.15 dan hilang kontak setala pilot meminta pindah rute menaikan pesawatnya dan kemudian hilang kontak, sekitar pukul 7.55.

Semoga para korban dilindungi Allah SWT Tuhan yang maha esa dan diberikan keselamatan serta ketabahan para keluarga yang sedang menunggu informasi keberadaan pesawat tersebut.

Sekita dari saya, Salam Damai Selalu.

Charles Honoris Sayangkan ada Warga Indonesia di Singapura ikut Wajib Militer


Anggota Komisi I DPR dari PDIP Charles Honoris dalam rilis pers, Kamis (14/11) mengatakan, sangat menyayangkan adanya WNI yang ikut wajib militer di Singapura. Tentunya dari segi aturan sudah jelas bahwa WNI yang ikut wamil di negara lain dapat kehilangan kewarganegaraannya.

Memang ada aturan di Singapura bahwa semua Permanent Resident (PR) Singapura terlepas dari kewarganegaraan yang bersangkutan diwajibkan ikut wamil di sana. Namun pemerintah Indonesia juga harus tegas.

“Kemenlu harus mengirimkan surat protes ke pemerintah Singapura untuk tidak memaksa WNI yang ada di sana untuk ikut wajib militer,” kata Charles.

Selain itu pihak KBRI juga harus aktif memberikan sosialisasi kepada WNI di luar negeri untuk tidak ikut wajib militer atau kegiatan militer negara lain.

Charles pun mengingatkan kata-kata Presiden pertama RI Soekarno. Jangan karena fasilitas di luar negeri lebih nyaman lalu kita melupakan Indonesia.

“Kalau kata Bung Karno lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang,” tutupnya.

[cob]
Sumber: Merdeka

Tag: Rumah Konstituen Charles Honoris, Anggota DPR RI

Charles Honoris, Kemenlu Diminta Layangkan Protes ke Singapura Karena Ajak WNI Ikut Wamil


Jakarta – Dua orang WNI yang tinggal di Singapura mengikuti wajib militer (wamil) di Singapura. Terkait hal ini, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) diminta untuk melayangkan protes ke pemerintah Singapura karena menerima WNI untuk ikut kegiatan wajib militer.

Anggota DPR RI Fraksi PDIP Charles Honoris mengatakan, sangat disayangkan adanya WNI yang ikut kegiatan wajib militer di Singapura. Hal ini jelas akan mengakibatkan status pria yang bersangkutan kehilangan kewarganegaraan Indonesia.

“Kami sangat menyayangkan adanya WNI yang ikut wajib militer di Singapura. Tentunya dari segi aturan sudah jelas bahwa WNI yang ikut wamil di negara lain dapat kehilangan kewarganegaraannya,” ujar Charles dalam pesan singkat yang diterima detikcom, Rabu (12/11/2014).

Dua orang WNI tersebut berstatus permanent resident (PR) di Singapura. Namun semestinya pemerintahan Singapura juga tidak bisa seenaknya menerima orang yang berstatus kewarganegaraan asing untuk ikut wajib militer. KBRI juga diminta untuk aktif menjelaskan jika WNI dilarang ikut wajib militer di negara asing.

“Memang ada aturan di Singapura bahwa semua Permanent Resident Singapura, terlepas dari kewarganegaraan yang bersangkutan diwajibkan ikut wamil disana. Kemenlu harus mengirimkan surat protes ke pemerintah Singapura untuk tidak memaksa WNI yang ada disana untuk ikut wajib militer,” ucap Charles.

“Selain itu pihak KBRI juga harus aktif memberikan sosialisasi kepada WNI di luar negeri untuk tidak ikut wajib militer atau kegiatan militer negara lain. Kalau kata Bung Karno lebih baik hujan batu di negeri sendiri daripada hujan emas di negeri orang,” tambahnya.

Dua Pria yang masih berstatus WNI diketahui ikut wajib militer Singapura. Keduanya merupakan permanent resident Singapura. Keduanya diketahui ikut Wamil saat latihan gabungan dengan TNI di Magelang, Jawa Tengah.
Sumber: Detik